Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Saturday, 17 October 2009

DBA Puji DBL Liga Pelajar Terbaik di Dunia


DetEksi Basketball League (DBL) Australia Games 2009 berlangsung penuh emosi. Se­kitar 4 ribu penonton yang mema­dati DBL Arena Surabaya kemarin men­dapatkan suguhan pertandingan penuh determinasi dari DBL Indone­sia All-Star melawan Darwin Basketball Association (DBA) U-18.

Tidak melulu basket, laga itu ju­ga di­selingi penggalangan dana un­tuk kor­ban gempa di Sumatera Ba­rat. Da­na yang terkumpul ratusan juta rupiah.

Tim putri DBL Indonesia All-Star akhirnya kalah 40-112. Berikutnya, tim putra DBL All-Star juga harus meng­­a­­kui keunggulan DBA U-18 68-56.

DBL All-Star tidak perlu berkecil hati atas kekalahan itu. Sebab, mere­ka telah menunjukkan semangat pantang menyerah sepanjang pertandi­ngan. Toh, masih ada peluang membalas pa­da lawatan DBL Indonesia All-Star ke Western Australia, pada 24 Oktober mendatang. Mereka me­lawan tim mu­da negara bagian itu di kota Perth.


Commissioner DBL Azrul Ananda juga menyatakan puas dan bangga melihat semangat tempur pa­ra pemain. Dia memberikan ap­resiasi khusus kepada tim putra yang sudah memberikan perlawan­an maksimal. Mereka punya pe­luang menang, Hanya karena salah seorang center-nya, Eki Rakity, cedera engkel, mereka tidak bisa bebas melakukan rotasi.

''Tapi, ini modal yang bagus sekali buat tim ini. Senin (besok, Red) mereka berangkat ke Perth un­tuk menjalani beberapa pertan­dingan uji coba di sana. Tentunya pertandingan ini memberi mereka bekal kepercayaan diri dan lebih se­mangat,'' ucap Azrul. ''Asal pro­gram basket seperti ini konsisten dilaksanakan, saya yakin suatu saat Indonesia bisa menang jauh atas Australia,'' tegasnya.

Suasana hangat dan meriah sudah terasa sejak para pemain dari kedua kubu diperkenalkan ke la­pangan. Claire Humphrey dkk ke­luar terlebih dahulu dari sisi b­a­rat lapangan, lalu disusul tim pu­tri DBL yang dikapteni Amelia Herawati. Berikutnya, tim putra DBA yang dipimpin Jarrod Sheppard juga keluar. Paling akhir adalah tim putra DBL All-Star.

Dengan bentangan bendera Indonesia dan Australia, kemudian diputar lagu kebangsaan masing-masing. Indonesia Raya dan Advance Australia Fair.

Setelah itu, salah seorang forward DBA Claire O'Bryan menyampaikan pidato dalam bahasa Indonesia yang ditulis sendiri. Siswi high school itu memang mempelajari bahasa Indonesia di sekolahnya.

''Kami senang sekali bisa men­dapatkan kesempatan bermain di Surabaya. Saya harap, ini bisa men­jadi awal persahabatan. Terima kasih, DBL,'' serunya, disambut aplaus sekitar 4 ribu penonton yang memadati DetEksi Basketball League (DBL) Arena Surabaya.

Sebelum pertandingan, tim putri DBA melawan DBL All-Star, digeber laga perdana Honda DBL Jr 2009 antara tim putri SMP Stella Maris melawan SMP Petra 5 Su­rabaya. Selama game yang menggunakan sistem 2 x 20 menit kotor itu, para pemain putra DBA ber­ke­liling tribun, menyalami para penonton. Tentu saja, tindakan itu memancing kemeriahan lain di luar lapangan.

Pertandingan internasional itu disaksikan langsung oleh Presiden DBA John Sealy. Menurut dia, per­temuan semacam itu tidak hanya bermanfaat untuk saling belajar dan transfer ilmu. Lebih dari itu, ini adalah bagian dari diplomasi nonpemerintah yang efektif mempererat hubungan antardua negara.

''Ini sangat bagus. Tim dari negeri kami datang ke Indonesia membawa misi dan pesan-pesan positif. Begitu sebaliknya, tim dari Indonesia juga bisa balik mengunjungi Australia dengan niat yang sama,'' papar Sealy. ''Untuk per­kembangan DBA sendiri, saya ingin membawa lebih banyak tim ke sini tahun depan,'' imbuhnya.

Senada dengan Sealy, Direktur MPM Motor Suwito M. juga yakin bahwa DBL Australia Games akan membuat pengertian yang lebih baik di antara kedua negara.

''Even ini sangat bagus, kental dengan nuansa kebersamaan. Walaupun warna kulit berbeda, kita tetap saudara. Di olahraga, hal semacam itu tidak terhindarkan,'' kata Suwito.

Sementara itu, Ketua Bidang Basket Sritex Arena Alim Susanto lebih menyoroti arti penting even ter­sebut dari segi teknis. Alim mengatakan, makin banyak sparring dengan tim dari luar negeri le­bih membuka wawasan basket tanah air. Dampaknya, para pemain bisa mengetahui kelemahan sendiri.

''Kalau sudah tahu titik lemahnya, kan pasti tergerak untuk me­lakukan perbaikan. Dan, hasilnya akan sangat efektif karena dilakukan di tingkat junior. Jadi, belum terlalu terlambat,'' papar Alim.

Sebagaimana diberitakan sebe­lumnya, even tersebut juga dise­lingi dengan misi kemanusiaan. Yakni, penggalangan dana untuk korban gempa di Sumatera Barat. Sepanjang pertandingan, beberapa pemain DBA dan DBL All Star berkeliling demi menggalang dana spontan dari penonton di tribun.

Selain itu, panitia akan menyalur­kan bantuan dari sponsor. Yakni, Flexi dan Cahaya Lestari Surabaya (CLS) Knights, tim profesional kebanggaan Surabaya. Flexi menyerahkan donasi Rp 105 juta dan CLS menyalurkan bantuan Rp 32,385 juta.

Sumbangan yang terkumpul secara spontan dari tribun penonton Rp 4.615.700. DBL Indonesia All-Star juga memberikan sumbangan Rp 1 juta. Sedangkan pengalian poin yang tercipta dalam DBL Aus­tralia Games dengan Rp 20 ribu mencapai 5.520.000. Dengan de­mikian, total sumbangan yang ter­kumpul dari DBL Arena tadi malam Rp 148.520.700

''Sumbangan tersebut merupakan empati kami terhadap korban gempa,'' kata GM Commerce Telkom Flexi Jatim Suparwiyanto.

Di sisi lain, Suparwiyanto meng­apresiasi ajang tersebut. Menurut dia, pertandingan itu adalah laga be­sar dan membanggakan. ''Sa­ngat luar biasa. Semua yang ada di sini sangat profesional. Ajang ini bisa menjadi embrio perkem­ba­ng­an bola basket nasional di masa depan,'' jelasnya.

Even yang bersamaan dengan Opening Party Honda DBL Jr 2009 itu juga dihadiri sejumlah tokoh penting. Yaitu, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Wakil Wali Kota Surabaya Arif Afandi, Cayono Kesuma (area promotion manager PT Agel Langgeng), Subardi (pe­mimpin Bisnis & Layanan BNI Kanwil 06 Jatim), Prajna Murdaya (PT Berca Sportindo), dan Thomas More (PT Inkorbola Pacific).

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyatakan bangga dengan diadakannya pertan­dingan DBL kemarin. Sebab, per­tandingan melawan DBA U-18 kemarin bukan hanya laga biasa. Tetapi, itu juga merupakan per­tandingan internasional kelas atas. Pria yang akrab dipanggil Gus Ipul tersebut mengatakan, pertan­dingan basket internasional yang diadakan di Surabaya sungguh menjadi kebanggaan.

''Saya juga bangga bahwa ada gedung basket semegah ini. Yang tentu saja bisa menyelenggarakan pertandingan dengan sangat meriah. Kalau begini terus, saya yakin, Surabaya akan menjadi barometer basket nasional. Sekarang pun kota ini sudah mengalahkan Jakarta,'' tuturnya.

Di sisi lain, Wakil Wali Kota Surabaya Arif Afandi menuturkan, dirinya bangga dengan permainan yang dipertontonkan tim DBL Indonesia All-Star. Bagi dia, semangat yang diperlihatkan tim putri sangat luar biasa dan bisa menjadi inspirasi bagi kemajuan basket dalam negeri pada masa mendatang.

''Semangat mereka, kengototan mereka sangat hebat. Kalau terus bersemangat, ngotot, dan pantang menyerah, Indonesia akan memiliki atlet-atlet mumpuni di masa depan,'' jelasnya.

Allan Hilzinger, executive officer DBA, menyatakan kagum melihat perkembangan basket di Indonesia. ''Indonesia sekarang punya banyak pemain, atmosfer pertan­dingannya amazing, dan punya tim yang berhati besar. Tinggal me­nunggu waktu untuk berkembang,'' pujinya.

Don Sheppard, pelatih tim putra DBA U-18, tidak kalah senang bisa berlaga dalam rangkaian a­cara yang diselenggarakan DBL. Itu menjadi pengalaman yang sa­ngat berkesan dalam hidupnya. Dia pun berharap bisa diundang lagi tahun depan.

''Sebelum datang ke sini (Surabaya), saya sudah mengira DBL adalah salah satu liga pelajar ter­baik di dunia. Setelah saya da­tang ke sini, saya tahu bahwa inilah liga pelajar terbaik di dunia,'' kata­nya.

jawapos.com

No comments:

Post a Comment